Teruntuk orang tua baru, mungkin beberapa diantaranya masih punya kekhawatiran sendiri terkait cara merawat tali pusar bayi baru lahir, bukan? Kekhawatiran tersebut disebabkan karena takut melakukan suatu kesalahan kepada si kecil.
Tujuan merawat tali pusar adalah untuk menghindari terjadinya infeksi dan iritasi pada si kecil. Lalu, bagaimana sebenarnya langkah yang tepat untuk merawat tali pusar si kecil? Simak penjelasannya dalam artikel ini.
1. Biarkan Kering dengan Sendirinya
Cara merawat tali pusar bayi baru lahir pertama adalah menjaga tali pusar untuk tetap kering atau kering dengan sendirinya. Jika terlihat basah, maka hindari penggunaan alkohol dan bersihkan dengan lembut saja.
Biarkan tali pusar terkena udara untuk menjaganya agar tetap kering. Selain itu, gunakanlah pakaian yang longgar agar kain tidak menekan tali pusar dan memberikan sirkulasi udara yang baik.
2. Gunakan Popok dengan Tepat
Dikarenakan masih basah, maka orang tua harus menghindari penggunaan popok yang menutupi tali pusar. Caranya adalah dengan melipat popok sedikit ke bawah sehingga berada di area bawah tali pusar. Tujuannya agar tali pusar bisa kering.
Oleh karena tali pusar mungkin saja terkena cairan seperti air kencing atau tinja, maka alternatifnya bisa menggunakan micropore yang disematkan pada ujung atas popok mendekati tali pusar.
3. Pakai Waslap atau Spons
Jika bayi masih belum puput pusar, maka hindari memandikannya di dalam bakĀ mandi. Maka dari itu, mandikan saja bayi dengan air seperlunya dengan menggunakan spons atau waslap.
Tali pusar boleh sesekali dialiri dengan air dengan tujuan untuk membersihkan sekilas dan biarkan dengan sendirinya. Hal tersebut tidak akan membuat tali pusar mengalami infeksi atau membuatnya putus lebih lama.
Setelah beberapa hari puput pusar, tetap lanjutkan memandikan bayi dengan menggunakan spons hingga tidak lagi ada darah yang keluar di area tersebut. Ketika telah kering sempurna, maka bayi bisa dimandikan di dalam bak mandi.
4. Biarkan Hingga Lepas Sendiri
Selama hamil, tali pusar berfungsi untuk memasok zat gizi dan oksigen. Namun setelah lahir, tali pusar tidak lagi dibutuhkan karena bayi diberikan ASI melalui mulut. Sehingga, tali pusar akan kering dan putus dengan sendirinya.
Tali pusar akan puput dengan sendirinya, kira-kira sekitar 1 minggu setelah lahir, namun ada juga yang putus setelah 2 minggu. Hindari menarik tali pusar agar lebih cepat untuk lepas meskipun terlihat sudah hampir putus.
Bersabarlah menunggu karena jika ditarik justru akan membahayakan si kecil karena bisa menyebabkan pendarahan dan berujung pada terjadinya infeksi yang tentunya tidak diinginkan.
Tali pusar yang baru saja putus mungkin saja menyebabkan adanya pendarahan kecil dan terlihat normal. Namun, jika darah keluar secara terus menerus, maka segeralah kunjungi fasilitas kesehatan terdekat.
5. Kenali Tanda Infeksi
Salah satu contoh tali pusar yang mengalami infeksi adalah ketika ditemukannya adanya kemerahan, bengkak, nanah, atau adanya benjolan lembab berwarna merah muda. Pada kasus yang parah, bisa mengeluarkan cairan yang berbau atau berdarah.
Jika hal tersebut terjadi, maka segeralah mendapatkan saran dari penyedia layanan kesehatan bayi atau unit gawat darurat. Tujuannya adalah agar dapat dilakukan perawatan yang tepat untuk menangani infeksi.
Itulah cara merawat tali pusar bayi baru lahir. Jagalah agar tetap bersih dan biarkan lepas dengan sendirinya. Jika ditemukan adanya tanda-tanda infeksi seperti kemerahan atau nanah, maka segeralah datang ke unit gawat darurat terdekat.